Resep Jamu Sehat Wanita

Saya memang bukan orang Jawa, tetapi saya termasuk wanita yang sangat gemar dengan yang namanya jamu. Orang boleh keder dengan rasa pahitnya, tapi bagi lidah saya sebetulnya itu bukan pahit melainkan rasa seger apalagi jika jamu dicampurkan dengan gula jawa dan air perasan jeruk nipis.

Jamu Sehat Wanita ala saya
Saya terbiasa mengkonsumsi jamu sejak haid pertama. Memang awal awalnya dipaksa sama orang tua . Mula pertama saya minum jamu dalam bentuk pil. Tetapi setelah habis melahirkan saya mulai membiasakan diri dengan mengkonsumsi jamu godogan. Dan semuanya lancar lancar saja. TIdak melalui proses menutup  hidung, makan pisang dan lain sebagainya. Terkadang malah saya menganggap jamu itu seperti minuman sore hari laksana teh ataupun kopi. Tetapiiii dengan satu syarat, harus ada gula merah dan air perasan jeruk nipis.

Selanjutnya saya kemudian membaca berbagai macam referensi kesehatan, dan sering juga saya berdiskusi dengan teman saya yang memang orang Jawa asli yang demen mengkonsumsi jamu, dan akhirnya mulailah saya mengkonsumsi jamu racikan saya ini.

Menurut saya, Jamu racikan ini sudah merupakan gabungan dari temulawak, jamu beras kencur dan kunyit asam.

Kalau ditanya manfaatnya, so pasti banyak…. Temulawak begitu banyak manfaatnya untuk kesehatan. Beras kencur selain untuk kesehatan juga sangat bermanfaat untuk vitalitas tubuh dan kunyit asam sangat bermanfaat untuk hal hal yang berkaitan dengan kewanitaan.

So…  mari lestarikan budaya Indonesia

Dan ini dia… Jamu racikan saya yang saya beri judul “Jamu sehat wanita” yuk monggo disimak
Ini bahan bahan jamunya...
Yang putih putih itu kacang kedelai, kebetulan saya
memasak jamu bareng dengan membuat susu kedelai

 Resep Jamu Sehat Wanita

Bahan

  • 750 ml air
  • 1 genggam beras
  • 2 cm kencur
  • Temulawak sebesar bola ping pong
  • 4 cm Kunyit
  • 1 cm jahe
  • 8 sdm gula merah sisir
  • Air asam jawa secukupnya
  • Air perasan jeruk nipis secukupnya
Periuk tanah ini wadah saya memasak jamu
Cara membuat
  • Rendam beras semalaman. Tiriskan airnya, Sisihkan
  • Kencur, temulawak, jahe dan kunyit dipotong tipis tipiiiiiis, sangrai diatas kompor sampai kering
  • Haluskan beras, kencur, temulawak, jahe dan kunyit.
  • Masak semua bahan bahan (kecuali air perasan jeruk nipis) dalam periuk tanah
  • Masak dalam api kecil.. Tunggu sampai mendidih lamaa. Angkat, dinginkan, saring.
  • Minum dengan air perasan jeruk nipis.
  • Ampas jamu jangan dibuang dulu, masih bisa dipakai sampai 3 kali rebusan.
  • Simpan ampas jamu dalam lemari es.
  • Jika akan dikonsumsi lagi, cukup tambahkan dengan air dan gula merah sisir, kemudian dimasak lagi.

Catatan:

Saya hanya mengkonsumsi jamu ini seminggu 2x, tidak mengkonsumsinya setiap hari


Demikian resep jamu sehat wanita ala saya. Semoga berkenan

    Comments

    Post a Comment

    Popular posts from this blog

    Berbagai nama lain dari ikan Malalugis

    Image
    Ikan Malalugis , begitu namanya dalam “kamus” bahasa Manado.  Cerita tentang ikan malalugis ini, bermula ketika suatu saat, saya pingin cari sedikit informasi tentang ikan yang satu ini. Kemana lagi perginya kalau bukan bertanya ke mbah Google dengan mengetikkan kata kunci “ malalugis ”. Kata kunci sudah ku ketik, dan ternyata … sampai beberapa waktu yang lalu (sekitar 3 bulan sebelum artikel ini diturunkan),  mbah Googlepun belum mampu menjawabnya. Wah kemana dong saya nyarinya? Tapi dalam hati kecil saya, sepertinya saya kurang yakin bahwa sebegitu miskinkah info tentang ikan malalugis ini? Dibilang ikan langka ya nggak juga, pada bertaburan di pasar tadisional. Dibilang kurang beken, lah wong ikan malalugis ini merakyat banget koq. Sampai pada akhirnya sayapun berkesimpulan, mungkin yang kurang beken adalah nama Malalugis nya . Tapi, kalau gitu namanya apa dong? J Akhirnya, sangking gak ketemu nama lainnya, kemudian terlupakanlah browsing tentang si ikan Malalugis. . Hingga suatu
    Read more

    Mengenal jenis jenis ikan laut yang merakyat di kalangan orang Manado

    Image
    Tulisan ini sebetulnya saya peruntukkan bagi teman teman yang belum pernah pergi ke Manado dan untuk satu dan lain hal harus menetap di Manado. Manado , kota eksotik dan banyak orang menyebutnya sebagai ‘ surga kuliner ’, daerah yang kaya dengan sea food segar memang akan sangat memanjakan lidah bagi para penikmat sea food. Yuk mengenal jenis jenis ikan laut yang merakyat di Manado . So, untuk kali ini saya hanya akan mengulas tentang ikan yang ‘berbandrol’ murah meriah, dengan harga yang sangat terjangkau. Dalam beberapa topik pembahasan pada grup kuliner di jejaring sosial facebook, sering saya temui ajakan untuk tidak mengkonsumsi ikan laut. Banyak yang mengatakan bahwa ikan laut sudah tercemar ini dan itu.. Yaa bisa saja pencemaran itu benar, tetapi apakah pencemaran itu terjadi di seluruh perairan Indonesia? Ow tentu saja tidaaak. Well, dalam tulisan ini saya tidak akan membahas tentang pencemaran ikan laut, tapi kali ini saya akan bahas tentang ikan ikan laut apa saja yang meraky
    Read more

    Sekilas tentang masakan Manado woku, kinetor dan tinorangsak

    Image
    Yuk mengenal masakan Manado bagi yang bukan orang Manado. UNTUK OLAHAN DAGING BABI. Artikel ini saya tuliskan sebagai wujud kepedulian saya terhadap masakan Manado asli yang sudah “terpeleset” dari pakemnya. Sedikit curhat, beberapa kali saya melihat postingan di grup masak. Upload hasil masakan yang katanya Tinorangsak, tapi ternyata woku. Ya begitulah. Saya memang tidak menyalahkan yang bersangkutan yang mungkin mendapat resep itu dari orang lain yang bisa saja bukan orang Manado. Untuk itu, melalui tulisan ini saya mencoba mensosialisikan apa itu masakan woku, tinorangsak dan Kinetor(yang juga disebut Posanah). Tapi semuanya dalam konteks menggunakan daging babi ya, karena konsep awal masakan masakan ini adalah menggunakan daging babi. Mungkin teman teman lebih mengenal masakan woku dibanding kinetor (posanah) atau tinorangsak. Ya, masakan woku memang sudah merakyat, merupakan masakan yang biasa tersaji di meja makan, karena memasaknya lebih mudah dibanding memasak kinetor (posanah)
    Read more