Sekilas tentang masakan Manado woku, kinetor dan tinorangsak

Yuk mengenal masakan Manado bagi yang bukan orang Manado. UNTUK OLAHAN DAGING BABI.

Artikel ini saya tuliskan sebagai wujud kepedulian saya terhadap masakan Manado asli yang sudah “terpeleset” dari pakemnya. Sedikit curhat, beberapa kali saya melihat postingan di grup masak. Upload hasil masakan yang katanya Tinorangsak, tapi ternyata woku. Ya begitulah. Saya memang tidak menyalahkan yang bersangkutan yang mungkin mendapat resep itu dari orang lain yang bisa saja bukan orang Manado.


Untuk itu, melalui tulisan ini saya mencoba mensosialisikan apa itu masakan woku, tinorangsak dan Kinetor(yang juga disebut Posanah). Tapi semuanya dalam konteks menggunakan daging babi ya, karena konsep awal masakan masakan ini adalah menggunakan daging babi.

Mungkin teman teman lebih mengenal masakan woku dibanding kinetor (posanah) atau tinorangsak. Ya, masakan woku memang sudah merakyat, merupakan masakan yang biasa tersaji di meja makan, karena memasaknya lebih mudah dibanding memasak kinetor (posanah) atau  tinorangsak.

Sedangkan untuk kinetor (posanah) dan tinorangsak, kedua jenis masakan itu biasanya disajikan di pesta pesta/hajatan, karena memasaknya lebih sulit. Daging dan bumbunya dibungkus dengan daun pangi (daun kluwak), dimasukkan ke dalam bambu, kemudian dibakar di dekat nyala api yang berkobar kobar. Itu “prosedur standar”nya ya. Memang ada beberapa penyesuaian yang akan saya jelaskan pada akhir tulisan ini.

Sekarang, yuk kita bahas lebih lanjut.

Kinetor dan tinorangsak

Persamaan antara ke woku, kinetor (posanah) dan tinorangsak

Semua menggunakan bumbu  yang sama. Yaitu:
  • Cabe
  • Bawang merah
  • Jahe
  • Kunyit
  • Daun bawang
  • Daun jeruk
  • Daun kunyit (optional)
  • Kemangi
  • Daun pandan
  • Sereh
  • Kemiri (optional). Biasanya kemiri dipakai jika memasak daging ayam atau ikan. Sementara untuk daging babi biasanya tidak pakai kemiri.

Sekarang kita lihat satu per satu 

WOKU

Berbagai macam cara mengolah ikan woku.  Yakni
  • Woku belanga: Bumbu woku yang dimasak dalam wajan atau periuk tanah
  • Woku daun: Bumbu woku yang dimasak sepeti pepes, biasanya memakai daun pisang
  • Woku santan: Bumbu woku yang ditambahkan santan


KINETOR (POSANAH):  

Seperti yang dikemukanan di atas. Bumbu kinetor (posanah) sama persis dengan bumbu woku. Hanya cara masaknya yang berbeda. Dalam memasak kinetor, daging yang sudah berbumbu, dibungkus dengan daun pangi (daun kluwak) kemudian dimasukkan ke dalam bambu dan dibakar di dekat  nyala api yang berkobar kobar.

TINORANGSAK:  

Lagi lagi bumbunya sama persis dengan woku dan kinetor (posanah). Cara memasak, sama persis dengan kinetor. Hanya bedanya, tinorangsak dimasak dengan menggunakan darah babi yang masih kental kental. Ya agak ekstrim sih.
Makanya penampakannya Tinorangsak itu lebih hitam dari Kinetor. 


Untuk foto yang saya tampilkan. Yang sebelah kiri itu Tinorangsak hanya saja sudah dicampur dengan batang pisang. Real tinorangsak sih nggak. Tapi penampakannya ya kurang lebih seperti itu (abaikan irisan batang pisang). Memang foto ini tidak diambil dalam tata cahaya yang sama. Tapi yang penting yaaa kayak gitu 


Selanjutnya, karena cara memasak kinetor (posanah) atau tinorangsak tergolong sulit, biasanya untuk praktisnya sih orang suka memasaknya seperti membuat pepes. Dibungkus dengan daun pangi (daun kluwak) dan dikukus. Pakai daun pangi (daun kluwak) loh ya, Kalau pakai daun pisang itu berarti woku daun. Gitu deh.

Jadi kesimpulannya kalau kinetor (posanah) adalah masakan berbumbu woku dan identik dengan pengolahan yang dibungkus dengan daun pangi (daun kluwak). Sedangkan tinorangsak itu identik dengan masakan berbumbu woku, diproses dengan dibungkus daun pangi (daun kluwak) dan memakai darah segar yang masih menggumpal. 

Demikian penjelasan saya, semoga info ini bermanfaat. 


Pingin tau info lain lagi sehubungan dengan kuliner Manado? Yuk simak


Comments

Popular posts from this blog

Berbagai nama lain dari ikan Malalugis

Mengenal jenis jenis ikan laut yang merakyat di kalangan orang Manado